Raja Muna XII -La Ode Ngkadiri gelar Sangia Kaindea ( 1626-1667)-
Periode pertama pemerintahannya yakni pada tahun 1643, gelombang ke tiga
penyebaran agama islam masuk di Muna di bawah oleh Syarif Muhammad.
Pada saat itu perkembangan agama Islam terjadi begitu pesat bahkan
mempengaruhi sistem pemerintahan. La Ode Ngkadiri mendapat gelar sangia
Kaindea karena beliau di gulingkan diatas sebuah kapal yang diatasnya
terdapat taman. Perundingan antara Raja Muna La Ode Ngkadiri dengan
pihak belanda tersebut berkaitan dengan perang yang berkepanjangan
antara Kerajaan Muna dan belanda yang dibantu oleh Kesultanan Buton.
Dalam perang tersebut baik Belanda maupun sekutunya Buton mengalami
kerugian yang sangat besar karena selalu mengalami kekalahan. Untuk itu
Belanda meminta Raja Muna untuk melakukan perundingan dengan tujuan
menghentikan peperangan yang sudah berlangsung cukup lama tersebut.
Perundingan tersebut ternyata hanyalah taktik Belanda untuk menangkap La
Ode Ngkadiri dan menggulinngkannya dari kedudukannya sebagai Raja Muna.
La Ode Ngkadiri menjadi raja muna selama dua periode, karena penggulingan diatas kapal oleh belanda tidk diakui oleh Sarano Wuna. Untuk menghindari perlawanan yang lebih besar lagi dari seluruh rakyat Muna, maka pemerintah colonial Belanda mengembalikan jabatannya sebagai raja.
La Ode Ngkadiri menjadi raja muna selama dua periode, karena penggulingan diatas kapal oleh belanda tidk diakui oleh Sarano Wuna. Untuk menghindari perlawanan yang lebih besar lagi dari seluruh rakyat Muna, maka pemerintah colonial Belanda mengembalikan jabatannya sebagai raja.
3.Raja Muna XIII – Wa Ode Wakelu ( Permaisuri raja -La Ode Ngkadiri )- ( 1667-1668).
Wa Ode Wakelu adalah permaisuri Raja muna XII La Ode Ngkadiri. Wa Ode
Wakelu dilantik menjadi Raja Muna oleh Sarano Wuna karena terjadi
kekosongan kekuasaan sebagai akibat dari diasingkannya suaminya yang
saat itu sedang menjadi raja Muna. Pelantikan Wa Ode Wa Kelu sebagai
raja Muna selain mengisi kekosongan kekuasaan juga sebagai wujud
perlawanan terhadap penguasa kolonial belanda karena bersamaan dengan di
gulingkannya La Ode Ngkadiri diatas sebuah kapal, turut dilantik pula
La Ode Muhammad Idris sebagai Raja Muna menggantikan La Ode Ngkadiri.
yang telah dengan sewenang-wenang menjatuhkan Raja Muna yang sedang
berkuasa.
Perjuangan Wa Ode Wakelu yang didukung oleh sarano wuna dan segenap masyarakat Kerajaan Muna berhasil mengembalikan tahta Kerajaan muna pada yang berhak.hal itu terjadi setelah satu tahun menjadi raja Muna. Pemerintah kolonial Belanda yang didukung oleh Kesultanan Buton tidak mampu melawan gelombang perlawanan semesta rakyat muna dibawah kepemimpinan Wa Ode Wa Kelu, sehingga mereka menerima keputusan Sarano wuna untuk melantik kembali La ode Ngkadiri Sebagai raja muna.
Penerimaan Tokoh dan masyarakat Muna terhadap kepemimpinan Wa Ode Wakelu sebagai raja Muna selain telah berhasil menunjukan sikap perlawanan terhadap penjajaahan belanda, juga merupakan wujud implementasi kesetaraan gender dalam sistem pemerintahan tradisional kerajaan Muna.
Perjuangan Wa Ode Wakelu yang didukung oleh sarano wuna dan segenap masyarakat Kerajaan Muna berhasil mengembalikan tahta Kerajaan muna pada yang berhak.hal itu terjadi setelah satu tahun menjadi raja Muna. Pemerintah kolonial Belanda yang didukung oleh Kesultanan Buton tidak mampu melawan gelombang perlawanan semesta rakyat muna dibawah kepemimpinan Wa Ode Wa Kelu, sehingga mereka menerima keputusan Sarano wuna untuk melantik kembali La ode Ngkadiri Sebagai raja muna.
Penerimaan Tokoh dan masyarakat Muna terhadap kepemimpinan Wa Ode Wakelu sebagai raja Muna selain telah berhasil menunjukan sikap perlawanan terhadap penjajaahan belanda, juga merupakan wujud implementasi kesetaraan gender dalam sistem pemerintahan tradisional kerajaan Muna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar